Minggu, 20 Januari 2013

Aliran Filsafat Progressivisme


Progressivisme berasal dari kata progresip yang diserap dari kosakata Bahasa Inggris progressive yang mendapat akhiran isme. Progress dalam bahasa Inggris bermakna kemajuan atau maju, sedangkan progressive artinya orang yang progresip. Dalam bahasa sepakbola, progresip artinya bergerak cepat. Sehingga progressivisme adalah faham tentang bergerak cepat, entah itu berkenaan dengan pemikiran, tindakan, antisipasi atau yang lainnya.
Sedangkan Menurut Zuhairini, Progressivisme dapat diartikan sebagai pandangan hidup yang bersifat fleksibel, toleran, curious, dan open-minded. Fleksibel artinya tidak kaku, lentur, dan tidak rumit. Curious artinya ingin tahu, aneh, dan heran. Sedangkan open-mind artinya berpandangan terbuka, tanpa prasangka. Jadi progressivisme adalah suatu faham yang ia bebas, terbuka, tidak tertutup, tidak terikat dengan apapun. Sehingga progressivisme sebagai aliran dalam filsafat pendidikan adalah sebagai aliran yang pemikirannya bebas, tidak terikat oleh dogma apapun, terbuka, tidak tertutup.
Dari pengertian secara bahasa dapatlah dimengerti secara jelas mengenai karakteristik aliran progressivisme. Dalam buku yang sama, Zuhairini berpan-dangan tentang sifat aliran progressivisme dan membaginya menjadi sifat negative dan sifat positif.
Sifat itu dikatakan negatif dalam arti bahwa, progressivisme menolak otoritarisme dan absolutisme dalam segala bentuk, seperti misalnya terdapat dalam agama, politik, etika, dan epistimologi. Positif dalam arti, bahwa progressivisme menaruh kepercayaan tehadap kekuatan alamiah dari manusia, kekuatan-kekuatan yang diwarisi manusia dari sejak lahir (man’s natural powers). Terutama yang dimaksud adalah kekuatan-kekuatan manusia untuk terus–menerus melawan dan mengatasi kekuatan-kekuatan, takhayul-takhayul, dan kegawatan-kegawatan yang timbul dari lingkungan hidup yang selamanya mengancam.
Progressivisme muncul pada abad ke-18 sejak peristiwa revolusi gereja oleh para filosof Barat yang kecewa dengan otoritas pihak negara yang menjadikan agama Kristen sebagai dasar negara.  Banyak kalangan ilmuwan yang dijatuhi hukuman mati karena teori yang dirumuskannya tentang ilmu pengetahuan bertentangan dengan dogma gereja. Sehingga kalangan filosof ,Kaum Borjuis, dan warga gereja melakukan gerakan menentang Pihak Gereja yang kemudian dikenal
dengan revolusi Gereja. Revolusi pun pecah, dan kesepakatan dicapai antara pihak gereja dengan kelompok tersebut dengan menjadikan agama hanya mengatur urusan privat. Inilah awal munculnya Demokrasi, Liberalisme, Sekulerisme, dan Kapitalisme. Progressivisme sendiri adalah cabang dari sekulerisme.
Sejak revolusi tersebut, orang Barat mengalami kemajuan yang pesat dalam Ilmu pengetahuan dan Sains. Bangsa yang sebelumnya terbelakang, tidak berperadaban, jauh tertinggal dari Islam sebagai sistem yang sempurna, berubah total. Barat perlahan mulai manjadi saingan Islam sebagai peradaban agung. Yang tidak lagi ada campur tangan agama di dalamnya. Hingga era sekarang ini Barat masih memimpin dengan teknologinya. Sistem pendidikan di Barat sebagaimana dikatakan Dewey bertujuan membentuk masyarakat demokratis. Dan fakta membuktikan bagaimana peradaban Barat dengan demokrasinya telah menyebabkan kerusakan alam, lingkungan, dan moral manusianya. Ini karena faham/teori yang mereka cetuskan tidak memiliki batasan yang jelas yang sesuai fitrah manusia.
Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar